Petikan wawancara detik.com dengan sang creator Muhammad Amin
Jakarta - Muhammad Amin (27), kreator 'pelesetan' Partai Komunis Sejahtera angkat bicara. Lulusan sekolah pariwisata yang telah 6 tahun bermukim di Belanda tersebut menuturkan latar belakang karyanya itu pada detikcom, Jumat (27/2/2009):
Apa motivasi Anda membuat gambar tersebut?
Keisengan sekaligus keprihatinan atas konstelasi politik kontemporer Indonesia. Politik identitas semakin menyeruak, padahal politik identitas adalah politik yang tidak punya landasan logika dan sains. Saya tidak punya kepentingan apa-apa selain terenyuh saja melihat Indonesia.
Apa Anda tidak takut akan digugat?
Sarkasme dalam politik adalah sesuatu yang biasa, kalau mereka menggugat berarti mereka tidak bisa berpolitik dengan baik.
Mengapa Anda menyamakan PKS dengan PKI?
Oh saya tidak menyamakan. Jelas beda tapi ada kemiripan dalam struktur organisasi dan ideologi populisnya. PKS itu berkiblat ke Ikhwanul Muslimin yang memiliki bapak spiritual Hasan al Banna, (dia) adalah fansnya Hitler dan Marx. Jadi ada kemiripan, itu wajar. Saya anggap itu bagian dari freedom of speech, hak asasi manusia saya.
Apa Anda akan merivisi gambar tersebut?
Jika tidak ada sesuatu yang mendesak saya tidak akan merevisinya.
Mendesak seperti apa?
Kalau misalnya bakar-bakaran dan bunuh-bunuhan kayak reaksi kartun Nabi Muhammad itu. Tapi saya kira tidak akan sejauh itu, ini humor kok. Yang nanggapi logo saya terlalu serius entar gila sendiri hahaha...
Anda tinggal di mana sekarang?
Amsterdam.
Apa semua ini karena Anda terinspirasi dengan kebebasan yang ada di Belanda?
Tidak. Saya sudah berpikir bebas sejak kecil, sehingga sering mau dikeluarkan dari sekolah.
Kalau gara-gara gambar ini Anda dipanggi polisi?
Ngapain polisi panggil saya, ini hak warga negara.
Kan banyak kader PKS di luar negeri, apa nggak takut? Bukankah PKS akan mencari sang pembuat logo tersebut?
Justru teman saya di sini banyak kader PKS, saya sering diskusi sama mereka juga. Kalau memang mereka partai santun saya yakin ini tidak akan menjadi masalah. Kecuali kalau mereka masih bermental Orba.
Selain PKS, partai mana yang Anda 'pelesetkan'?
Golkar sudah saya buat (Golkar dipelesetkan menjadi Golongan Kharam).
Partai yang lain?
Masih belum kepikiran, rencananya PKB juga kena.
Kenapa yang Anda serang pertama PKS dan Golkar?
Karena ini koalisi yang menurut saya akan mengantarkan Indonesia ke 'neraka'. PKS yang walau belum mengakuinya, akan mengusung syariah Islam yang lambat laun akan membuat Indonesia terdisintegrasi dan Golkar yang masih sangat Orde Baru dan korup.
Aktivitas Anda saat ini?
Saya penulis buku. Yang sudah terbit judulnya Ziarah ke Makam Tuhan. Saat ini masih menunggu penerbitan buku saya ke bahasa Inggris.
Pandangan Anda sebagai WNI menyikapi Pemilu?
Belum ada partai yang bagus, jadi golput aja. Jangan pedulikan MUI. Kenyataan memalukan sebenarnya ketika reformasi ini justru partai terbesarnya masih Golkar. Ada PKS yang juga besar tapi puritan. Ada PD yang besar tapi keropos. (ddt/nrl)
@
Tagged @ Demokrasil
0 comments:
Post a Comment - Kembali ke Konten