Jahil Menjahili di Jaman Jahil Menjadi Keharusan

ARTIS DAN KOMODITAS POLITIK



Kampanye terbuka sudah memasuki hari ke 9, berbagai strategi di lancarkan para caleg ataupun partai politik untuk bisa menarik massa yang lebih banyak..Terlihat menghalalkan beribu cara untuk mendapatkan dukungan, dari pelibatan anak – anak, berkostum unik, menebar hadiah, dan memodifiksi cara2 kampanye di lakukan.Tak terkecuali menggandeng para artis papan atas pun di lakukan.
Berbagai hiburan dibuat, pagelaran musik, berbagai jenis perlombaan digelar hanya dengan tujuan bisa menarik massa yang lebih banyak.Artis-artis kebajiran order untuk ikut kampanye, penyanyi dangdung, pop bahkan sampai presidenya pun ikut bernyanyi.
Yang cukup mencengangkan, ketika dengan dalih hiburan untuk rakyat, kampanye dilakukan dengan menghadirkan artis-artis dangdut yang sanggup menggoyang panggung bahkan syahwat para pesreta kampanye yang hadir.Adegan erotis di tampilkan diatas panggung dengan disaksikan berbagai kalangan, dari orang tua bahkan anak-anak dibawah umur, yang seharusnya tak patut menyaksikan itu semua.Tanpa rasa malu dan canggung, para pekerja syahwat ini pun terus mengoyang walau kadang keributan terjadi meraka tak menghiraukannya.
Entah kemana sudah hati para elit politik tersebut, mereka sanggup menari diatas penderitaan orang susah.Mereka berkoar memperjuangkan rakyat, memperjuangkan indonesia untuk lebih baik.Kata nasionalisme pun mereka gunakan untuk menarik simpati.Namun disaat masih banyaknya warga yang susah menyekolahkan anaknya, yang sudah sekolah harus rela kehilangan bangku sekolahnya, cuman karena Pemkot tidak mau membayar para perajin bangku itu, mereka meggelar acara yang justru merusak moral rakyat indonesia.Kalo memang mereka benar2 memparjuangkan rakyat, terus kenapa dana kampanye mereka justru di hamburkan, tidak di salurkan langsung kepada rakyat.


@



0 comments:

Post a Comment - Kembali ke Konten

ARTIS DAN KOMODITAS POLITIK