Jahil Menjahili di Jaman Jahil Menjadi Keharusan

Apa yang di harapkan dari Pemerintah yang tidak Sejalan


SBY-JK, Ketegangan yang Terus Berulang
Jakarta - Tahun 2009 sepertinya menjadi tahun yang penuh kerikil bagi hubungan SBY-JK. Riak-riak kecil senantiasa mengganggu hubungan kedua pemimpin bangsa ini. Ketegangan demi ketegangan pun terus terulang.

Saat JK mencapreskan diri pada Februari 2009 lalu, berhembus kabar bahwa hubungan mereka renggang. Rapat kabinet terbatas pada 27 Februari yang dihadiri SBY-JK pun cuma berlangsung 45 menit saja. Padahal, itu adalah pertemuan kali pertama semenjak JK mencapreskan diri.

Pertemuan SBY-JK selanjutnya terjadi saat JK bertandang ke kediaman SBY di Puri Cikeas, Bogor, pada Senin 13 April lalu. Belum jelas apa yang mereka bicarakan. Namun, lagi-lagi pertemuan itu cuma berlangsung sekitar 40-an menit saja. Beredar kabar, saat itu JK ditolak untuk duet lagi dengan SBY.

Hubungan SBY-JK mulai akrab kembali saat mereka berdua hadir di acara pertemuan SBY-JK bersama 33 gubernur se-Indonesia di Kantor Setneg pada 24 April lalu. Karena resmi 'bercerai', saat memasuki ruangan keduanya mendapatkan aplaus meriah dari para gubernur dan menteri yang hadir. Acara tersebut untuk mendengarkan kesiapan para kepala daerah menyambut Pemilu Legislatif 2009. Kala itu mereka sepakat untuk berkompetisi secara fair dan menuntaskan masa bakti sebagai presiden-wapres bersama-sama.

Namun suasana tegang kembali terjadi saat dalam sebuah acara di Makassar pada Sabtu 2 Mei, JK mengatakan bahwa Partai Golkar menjadi bumper pemerintah. Menurut JK, jika kebijakan pemerintah tak populis, maka Golkar yang menanggungnya. Tapi sebaliknya, jika pemerintah berprestasi, presidenlah yang memetik buahnya.

Dan 'ulah' JK diulang Sabtu 9 Mei. JK menyindir SBY dan capres lain mengulur-ulur waktu deklarasi capres/cawapres. JK menyindir, menunggu itu membosankan. Sangat berbeda dengan dirinya yang mengklaim lebih cepat lebih baik.

Pernyataan JK langsung ditanggapi SBY. SBY balik menuding bahwa JK takabur karena merasa lebih baik. "Tidak perlu kita tunjukkan kalau kita lebih cepat, lebih baik atau lebih ini. Itu takabur namanya. Tidak baik, jadi hati-hati," ujar SBY, Minggu (10/5/2009) malam.

Soal ketegangan kedua tokoh ini sebenarnya bukan hal yang baru. Pada awal pemerintahan, keduanya dianggap saling bersaing untuk mencapai popularitas. Orang pun menyebut, ada dua Matahari dalam pemerintahan SBY-JK.

Padahal, keduanya masih harus menyelesaikan pemerintahan hingga presiden baru dilantik pada 20 Oktober 2009 nanti. Ketegangan demi ketegangan pun diprediksi bakal terus muncul.




@



1 comments - Skip ke Kotak Komentar

Cak Arifin said...

Dalam politik apa saja bisa terjadi. Kekuasaan adalah tujuan utamanya. Kepentingan rakyat apalagi cuma pertemanan bukan sesuatu yang penting dalam politik.

Post a Comment - Kembali ke Konten

Apa yang di harapkan dari Pemerintah yang tidak Sejalan