Awas!!! Stres dan Impotensi Siap Menjangkiti Para Caleg
Sebelum kampanye pesta demokrasi di indonesia di mulai, kabar tersiar rumah sakit jiwa di beberapa daerah telah menyiapkan ruangan khusus untuk menyambut datangnya para Caleg yang gagal melenggang ke "istana" senayan.Termasuk di Rumah Sakit Jiwa Ernaldi Bahar Palembang Sumatera Selatan menyiapkan ruangan khusus bagi caleg yang gagal duduk di parlemen dan mengalami gangguan jiwa. Pihak rumah sakit akan menerapkan program berobat secara gratis.
Menghabiskan banyak dana dan waktu adalah sebagian resiko yang harus dihadapi calon anggota legislatif atau caleg. Jika gagal terpilih, bisa-bisa si caleg mengalami depresi. Mengantisipasi hal itu, RSJ Ernaldi Bahar Palembang Sumatera Selatan menyiapkan sejumlah ruangan khusus perawatan bagi caleg yang mengalami gangguan jiwa akibat gagal menduduki kursi di parlemen. Pihak rumah sakit telah menyiapkannya jauh-jauh hari, sejak masa penjaringan caleg oleh parpol.
Dalam hal perawatan nantinya, pihak rumah sakit akan menerapkan program berobat secara cuma-cuma alias gratis. Meski telah menyiapkan lebih dari 200 tempat tidur, pihak rumah sakit tetap berharap tidak ada caleg gagal yang masuk rumah sakit jiwa. Bagi para caleg, selain siap menang, juga harus siap mental jika kalah dalam pemilu nanti.
Beda lagi berita yang tersiar dari Samarinda, dr Anthony T menjelaskan "Tidak hanya persoalan impotensi, namun berbagai penyakit akibat beban luar biasa pada fisik dan psikis yang dialami caleg bisa terjadi"
Anthony yang juga sehari-hari sebagai ketua tim kesehatan KONI Kaltim itu menjelaskan, faktor beban fisik dan psikis yang berat bisa menjadi sumber impotensi.
Dia memperkirakan, jumlah caleg yang mengalami stres dan depresi berat akibat gagal meraih suara pada pemilu akan bertambah karena jumlah parpol dan caleg meningkat tajam pada Pemilu 2009 dibanding Pemilu 2004.
Faktor psikis, misalnya, mengalami stres dan depresi berat akibat kegagalan dalam meraih suara bisa menimbulkan ketegangan sehingga sulit untuk ereksi.
Saat mengalami kegagalan ereksi akibat ketegangan pikiran, biasanya akan memperparah keadaan depresi. Apabila berulang-ulang mengalami kegagalan dalam ereksi, maka kian memperburuk kondisi caleg sehingga terjadi impotensi.
Depresi berat itu sendiri terjadi akibat ketidakseimbangan antara kehendak hati, pikiran dan fisik.
"Ketidakseimbangan antara keinginan begitu menggebu-gebu, memikirkan harta yang sudah dikeluarkan serta hasil yang tidak memuaskan sehingga timbul distorsi dalam tubuh. Ujung-ujungnya bukan hanya impotensi, bahkan termasuk gangguan kejiwaan," kata dia.
"Jadi bisa diperkirakan bahwa usai pemilu legislatif nanti, akan banyak caleg yang mengalami impotensi akibat beban berat fisik serta psikis," katanya.
Mengantisipasi hal itu, kata dia, sepenuhnya tergantung kepada kesiapan mental dari setiap caleg dalam menghadapi hasil perhitungan suara Pemilu 2009.
"Jadi tergantung dari kesiapan mental, agama serta seberapa besar harta yang dikeluarkan pada pra pemilu (kampanye). Mungkin bagi yang uangnya banyak, tidak masalah. Namun bagi mereka (caleg) yang habis-habisan mengeluarkan harta namun gagal meraih kursi, disertai mental yang tidak cukup kuat maka bisa mengalami depresi berat dan impotensi," kata dia.
Mengenai pengobatan impotensi, kata dia menambahkan, tergantung kepada faktor penyebabnya sehingga butuh keterbukaan, komunikasi dan kerjasama baik dengan istri maupun terhadap dokter yang merawatnya.
Sementara itu, pengelola Rumah Sakit Atma Husada Mahakam (dulunya dikenal sebagai Rumah Sakit Jiwa/RSJ Samarinda) kini mengantisipasi bertambahnya jumlah pasien terkena gangguan kejiwaan, khususnya dari para calon anggota legislatif Pemilu 2009 yang mengalami depresi berat akibat gagal meraih kursi dewan.
Pihak mengelola telah menyiapkan sekitar 30 tempat tidur pada ruangan khusus, yakni di Gedung Instalasi Pemulihan Ketergantungan Napza dengan didukung oleh empat dokter dan 10 perawat siaga.
Kekhawatiran akan ada caleg yang mengalami depresi berat pasca Pemilu 2009 bukan tanpa alasan karena bercermin pada pengalaman pemilu sebelumnya. Pada Pemilu 2004 beberapa caleg sempat mendapat pelayanan di rumah sakit tersebut.
Pada Pemilu 2004 jumlah Parpol hanya 24 partai, sedangkan Pemilu 2009 mencapai 38 Parpol. Khusus untuk DPRD Kaltim, jumlah kursi yang diperebutkan dari 45 menjadi 55 kursi akibat pertambahan jumlah pemilih (penduduk).( Dari beberapa sumber )
@
Tagged @ Pemilu
0 comments:
Post a Comment - Kembali ke Konten